Kamu lagi kepikiran buat resign tapi bingung nyusun alasannya biar tetap terdengar profesional? Atau takut alasanmu dianggap klise, bahkan bikin HRD mikir dua kali buat nerima kamu di perusahaan selanjutnya?
Tenang, kamu nggak sendiri. Banyak kok yang galau duluan sebelum ngajuin surat resign. Padahal, resign itu hal yang wajar dalam dunia kerja. Yang penting, kamu tahu cara menyampaikannya dengan baik, dan tentu saja, punya alasan yang masuk akal dan bisa dipertanggungjawabkan.
Kali ini kita bakal bahas tuntas:
- Kenapa penting punya alasan resign yang terstruktur
- Apa yang perlu kamu siapin sebelum keluar
- Dan tentu aja, 10 contoh alasan berhenti kerja yang baik dan profesional yang HRD bakal ngerti
Kenapa Alasan Resign Itu Penting?
Kadang kita ngerasa, “Yah, keluar ya keluar aja. Ngapain mikirin alasan segala?”
Eits, justru di sinilah kuncinya. HRD atau atasan kamu itu biasanya nggak cuma pengin tahu kenapa kamu keluar, tapi juga bagaimana kamu menyampaikannya. Dari situ mereka bisa nilai:
- Apakah kamu profesional?
- Apakah kamu tipe orang yang bisa menjaga hubungan baik?
- Dan apakah kamu siap buat melangkah ke fase kerja berikutnya?
Makanya, penting banget buat nyusun alasan resign yang:
- Masuk akal
- Disampaikan dengan tenang dan positif
- Nggak menjatuhkan siapa pun
Hal yang Perlu Dipikirkan Sebelum Resign
Sebelum buru-buru ngeluarin surat resign (apalagi kalau cuma karena emosi sesaat), ada beberapa hal yang wajib kamu pertimbangin dulu:
1. Jangan Resign Karena Emosi
Tiap kerjaan pasti ada dramanya. Tapi kalau kamu resign karena kesel sama bos atau capek sama workload hari itu, itu keputusan yang bisa kamu sesali nanti.
Ambil waktu buat refleksi. Kalau memang udah nggak bisa dinego, baru deh lanjut ke proses resign.
2. Persiapkan Transisi Tugas
Profesional itu bukan cuma soal skill, tapi juga soal tanggung jawab. Pastikan kamu nyiapin transisi pekerjaan dengan baik. Buat handover, jelasin posisi file, dan bantu rekan kerja kalau perlu.
3. Tetap Jaga Bahasa dan Sikap
Nggak peduli seberapa buruk pengalamanmu, jangan jadikan surat resign sebagai ajang curhat atau pelampiasan. Simpan kritik buat HRD saat exit interview, itu pun tetap sampaikan dengan sopan.
10 Alasan Berhenti Kerja yang Baik dan Profesional
Sekarang bagian yang kamu tunggu-tunggu. Berikut ini 10 contoh alasan resign yang bisa kamu pakai sesuai dengan situasi kamu. HRD pasti paham, asal disampaikan dengan cara yang bijak.
1. Ingin Mengembangkan Karier Lebih Jauh
Kadang kita mentok di satu posisi dalam waktu lama. Promosi nggak jelas, ruang berkembang sempit, atau sistem terlalu kaku.
“Saya merasa sudah waktunya mencari tantangan baru yang bisa membantu saya berkembang lebih jauh secara profesional.”
Alasan ini terkesan ambisius, tapi tetap positif.
2. Mencari Lingkungan Kerja yang Lebih Sehat
Nggak semua tempat kerja itu toxic. Tapi kalau kamu udah ngerasa burnout terus-menerus, itu tanda bahaya.
“Saya sedang mencari lingkungan kerja yang lebih mendukung keseimbangan antara hidup dan pekerjaan.”
Poin plus kalau kamu bisa kaitkan dengan kebutuhan menjaga kesehatan mental dan fisik.
3. Perubahan Tujuan atau Minat Karier
Manusia bisa berubah. Mungkin dulu kamu suka akuntansi, sekarang lebih tertarik ke content creation.
“Seiring berjalannya waktu, saya menyadari minat saya lebih condong ke bidang kreatif dan ingin fokus mengejar karier di sana.”
Alasan ini menunjukkan kamu reflektif dan punya arah jelas.
4. Mendapat Tawaran Pekerjaan yang Lebih Sesuai
Kadang kamu nggak actively cari kerja, tapi ada tawaran yang datang dan ternyata cocok banget.
“Saya mendapat kesempatan di perusahaan lain yang lebih sesuai dengan latar belakang dan rencana karier saya.”
Nggak perlu sebutkan nama perusahaannya. Cukup profesional dan to the point.
5. Ingin Melanjutkan Pendidikan
Pengen lanjut S2, ikut pelatihan bersertifikasi, atau program belajar jangka panjang? Valid banget!
“Saya ingin fokus melanjutkan pendidikan saya demi mendukung pengembangan karier jangka panjang.”
HRD biasanya respect sama orang yang niat investasi diri.
6. Alasan Kesehatan atau Keluarga
Kadang ada kondisi yang nggak bisa kamu kontrol. Entah karena kesehatan pribadi atau tanggung jawab keluarga.
“Saat ini saya perlu fokus pada kondisi pribadi/keluarga saya yang membutuhkan perhatian lebih.”
Nggak perlu menjelaskan detailnya. Cukup ringkas dan tetap sopan.
7. Lokasi dan Jarak Tempuh Tidak Efisien
Kalau tiap hari harus habiskan 4 jam cuma buat bolak-balik kantor, siapa yang tahan?
“Saya ingin mencari pekerjaan yang lebih dekat dengan domisili agar dapat menjaga efisiensi waktu dan produktivitas.”
Alasan yang sangat bisa diterima, apalagi di kota besar.
8. Kondisi Keuangan Perusahaan Tidak Stabil
Kalau perusahaan udah mulai nunggak gaji, pengurangan tim, atau nggak jelas arah bisnisnya, kamu punya hak buat cari tempat yang lebih aman.
“Saya memutuskan untuk mencari peluang kerja lain karena kondisi finansial perusahaan saat ini belum stabil.”
Sampaikan secara diplomatis, tanpa menjatuhkan.
9. Kurangnya Tantangan atau Pengembangan Skill
Kerja di zona nyaman terlalu lama kadang bikin kamu ngerasa stuck.
“Saya ingin mencari peran baru yang bisa memberikan tantangan dan ruang untuk mengembangkan keterampilan saya lebih jauh.”
Alasan ini nunjukin kamu growth-oriented.
10. Ingin Membangun Usaha Sendiri
Punya impian buat jadi entrepreneur? Go for it!
“Saya berencana membangun usaha pribadi yang sesuai dengan passion dan tujuan jangka panjang saya.”
Siapa tahu, HRD kamu malah support dan jadi calon klien pertama!
Cara Menyampaikan Alasan Resign dengan Profesional
Punya alasan bagus belum cukup. Cara menyampaikannya juga harus elegan dan sopan. Ini beberapa tips biar kamu tetap terlihat dewasa dan profesional:
1. Hindari Drama
Jangan bawa-bawa nama rekan kerja atau atasan yang bikin kamu kesel. Fokus aja pada alasan pribadi dan keinginan berkembang.
2. Gunakan Bahasa Positif
Alih-alih bilang “Saya nggak tahan lagi di sini,” coba ganti dengan, “Saya merasa sudah saatnya mencari tantangan baru.”
3. Tulis Surat Resign yang Ringkas
Surat resign idealnya cukup 2–3 paragraf. Langsung ke poin, ucapkan terima kasih, dan tawarkan bantuan selama masa transisi.
Contoh singkat:
“Dengan ini saya mengajukan pengunduran diri dari posisi [posisi kamu] di [nama perusahaan], efektif mulai tanggal [tanggal keluar]. Terima kasih atas kesempatan dan pengalaman yang telah diberikan. Saya akan membantu proses transisi selama masa pemberitahuan ini.”
Kesimpulan
Berhenti kerja bukan berarti gagal. Kadang justru itu langkah penting buat kamu berkembang lebih jauh. Yang penting adalah menjaga reputasi, tetap profesional, dan tahu apa yang kamu cari di tempat baru nanti.
Jadi, kalau kamu sekarang lagi mikirin resign, semoga artikel ini bisa bantu kamu nyusun alasan yang tepat, sopan, dan bisa diterima HRD tanpa drama.
Ingat, karier itu perjalanan panjang. Jangan takut buat belok arah, selama kamu tahu ke mana tujuanmu.
Kalau kamu merasa artikel ini bermanfaat, jangan sungkan buat share ke teman yang lagi galau resign juga. Siapa tahu mereka butuh pencerahan. Dan kalau kamu pengin insight karier lainnya, stay tune terus di blog ini ya.
Sosial Media Kita

