Gagal dapat kerja padahal sudah pede dengan kemampuan ketika ujian dan penampilan ketika interview tapi pada akhirnya setelah interview ditunggu berbulan-bulan masih belum dapat kabarnya! mungkin kamu harus baca 7 kesalahan umum saat interview kerja ini.
Baca Juga : 8 Tips Lolos Wawancara Kerja Zaman Sekarang, Fresh Graduate Wajib Tahu!
Kenapa Wawancara Kerja Bikin Kita Berasa Kaya di Ruang Interogasi?
Wawancara kerja itu kayak audisi. Kamu harus jual diri, tapi gak boleh norak. Kamu harus keliatan percaya diri, tapi gak boleh sombong. Intinya, kamu harus menemukan keseimbangan yang pas. Tapi, tekanan untuk tampil sempurna inilah yang seringkali bikin kita jadi salah tingkah. Ditambah lagi, kita seringkali gak tau apa yang sebenarnya dicari sama perusahaan.
Alhasil, kita cuma bisa nebak-nebak jawaban yang "benar" yang seringkali malah bikin kita keliatan gak natural.
Nah, biar kamu gak lagi merasa kayak lagi diinterogasi, mari kita bedah satu per satu kesalahan-kesalahan yang sering kita lakuin dan cari solusinya. Siap?
7 Kesalahan Umum Saat Interview Kerja
1. Datang Telat
Masalah: Bayangin deh, kamu udah janjian sama gebetan, eh, kamu malah telat sejam. Gimana reaksinya? Pasti bad mood, kan? Nah, pewawancara juga gitu. Datang telat nunjukkin kalau kamu gak menghargai waktu mereka, gak profesional, dan gak serius sama pekerjaan ini. Ini sama aja kayak ngasih lampu merah sebelum kamu sempet ngomong apa-apa.
Solusi: Ini simpel banget. Datang 15-30 menit lebih awal! Selain buat ngasih kesan positif, kamu juga punya waktu buat nenangin diri, ngatur napas, dan mempersiapkan diri secara mental. Cek lokasi wawancara sehari sebelumnya, pertimbangkan macet, dan siapin plan B kalau ada kendala di jalan. Ingat, ketepatan waktu itu emas!
Contoh Nyata: Temenku, sebut aja Budi, pernah telat 30 menit pas wawancara karena ban motornya bocor. Bukannya langsung panik, dia langsung telepon HRD perusahaan buat ngabarin dan minta maaf. Dia juga jelasin alasannya dengan jujur. Meskipun telat, Budi tetep dapet kesempatan wawancara dan akhirnya diterima kerja! Kuncinya adalah komunikasi dan tanggung jawab.
2. Gak Riset Perusahaan
Masalah: Pewawancara itu kayak detektif. Mereka pengen tau seberapa besar minat kamu sama perusahaan mereka. Kalau kamu gak tau apa-apa tentang perusahaan itu, berarti kamu gak serius dan cuma nyari kerjaan asal-asalan. Ini sama aja kayak PDKT sama gebetan tanpa tau namanya!
Solusi: Lakuin riset! Cari tau visi misi perusahaan, produk atau jasa yang mereka tawarkan, budaya kerja mereka, dan berita-berita terbaru tentang perusahaan itu. Kunjungi website mereka, baca artikel-artikel di internet, dan kalau perlu, cari tau informasi dari orang yang pernah kerja di sana. Dengan riset, kamu bisa jawab pertanyaan pewawancara dengan lebih percaya diri dan nunjukkin kalau kamu beneran tertarik sama perusahaan mereka.
Contoh Nyata: Sebelum wawancara, aku selalu nyari tau tentang proyek-proyek terbaru yang lagi dikerjain sama perusahaan itu. Pas wawancara, aku nunjukkin ketertarikanku sama salah satu proyek dan ngasih ide-ideku tentang proyek itu. Pewawancara langsung terkesan karena aku nunjukkin inisiatif dan minat yang besar.
3. Salah Kostum
Masalah: Penampilan itu penting,bro! Pakaian yang kamu pake nunjukkin kepribadian kamu dan seberapa besar kamu menghargai kesempatan wawancara ini. Pake baju yang gak sesuai sama budaya perusahaan bisa bikin kamu keliatan salah tempat dan gak profesional.
Solusi: Cari taudress code perusahaan. Kalau gak yakin, main aman aja dengan pakaian formal atau semi-formal. Pake kemeja, celana bahan, dan sepatu yang rapi. Hindari pakaian yang terlalu terbuka, ketat, atau berwarna mencolok. Pastikan pakaian kamu bersih, disetrika, dan nyaman dipake. Ingat, kamu mau nunjukkin kalau kamu profesional, bukan mau pamer gaya!
Contoh Nyata: Temenku pernah wawancara di perusahaan startup yang budayanya santai banget. Dia dateng pake setelan jas lengkap dengan dasi. Alhasil, dia malah keliatan kaku dan gak nyambung sama budaya perusahaan. Lain kali, dia belajar buat menyesuaikan penampilannya dengan budaya perusahaan.
4. Jawab Pertanyaan Ala Kadarnya
Masalah: Pertanyaan wawancara itu bukan cuma buat nguji pengetahuan kamu, tapi juga buat nguji kemampuan komunikasi kamu. Kalau kamu jawab pertanyaan ala kadarnya, pewawancara bakal nganggep kamu gak kompeten, gak kreatif, dan gak punya semangat.
Solusi: Jawab pertanyaan dengan jelas, ringkas, dan relevan. Gunakan metode STAR (Situation, Task, Action, Result) buat ngejelasin pengalaman kamu. Berikan contoh-contoh konkret yang nunjukkin kemampuan dan prestasi kamu. Jangan cuma ngomong teori, tapi tunjukkin bukti! Ingat, pewawancara pengen tau apa yang bisa kamu lakuin buat perusahaan mereka.
Contoh Nyata: Daripada cuma bilang "Saya pekerja keras," coba ceritain pengalaman kamu waktu berhasil nyelesaiin proyek yang sulit dengan kerja keras dan dedikasi tinggi. Jelaskan tantangan yang kamu hadapi, tindakan yang kamu ambil, dan hasil yang kamu capai. Dengan begitu, kamu bisa nunjukkin kalau kamu beneran pekerja keras, bukan cuma ngomong doang.
5. Terlalu Fokus Sama Gaji
Masalah: Gaji itu penting, tapi bukan segalanya. Kalau kamu cuma fokus sama gaji, pewawancara bakal nganggep kamu gak punya passion dan cuma nyari duit doang. Ini sama aja kayak nikah cuma karena harta!
Solusi: Tahan diri buat gak nanyain gaji di awal wawancara. Fokus aja sama pertanyaan-pertanyaan yang lain. Kalau pewawancara yang ngebahas gaji duluan, baru kamu boleh nanyain. Tapi, jangan cuma nanyain angka, tapi juga benefit-benefit lain yang ditawarin sama perusahaan. Tunjukin kalau kamu tertarik sama pekerjaan itu sendiri, bukan cuma sama gajinya.
Contoh Nyata: Daripada langsung nanyain "Gajinya berapa?", coba tanyain "Bagaimana jenjang karir di perusahaan ini?". Dengan begitu, kamu nunjukkin kalau kamu tertarik sama perkembangan karir kamu di perusahaan itu, bukan cuma sama gajinya.
6. Jelek-jelekin Mantan Perusahaan
Masalah: Ngomongin hal-hal negatif tentang mantan perusahaan atau atasan kamu itu sama aja kayak nyebarin gosip. Pewawancara bakal nganggep kamu gak profesional, gak loyal, dan suka cari masalah. Ini sama aja kayak buka aib sendiri!
Solusi: Hindari ngomongin hal-hal negatif tentang mantan perusahaan atau atasan kamu. Fokus aja sama pengalaman dan pelajaran yang kamu dapet dari sana. Kalau ditanya kenapa kamu keluar dari perusahaan itu, jawab dengan jujur tapi diplomatis. Hindari menyalahkan siapapun. Tunjukin kalau kamu bisa mengambil pelajaran dari pengalaman buruk dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.
Contoh Nyata: Daripada bilang "Atasan saya dulu nyebelin banget!", coba bilang "Saya keluar dari perusahaan itu karena ingin mencari tantangan yang lebih besar dan kesempatan untuk mengembangkan diri." Dengan begitu, kamu nunjukkin kalau kamu punya motivasi yang positif, bukan cuma dendam sama mantan atasan.
7. Lupa Ngucapin Terima Kasih
Masalah: Ngucapin terima kasih itu bukan cuma formalitas, tapi juga nunjukkin etika dan sopan santun kamu. Lupa ngucapin terima kasih sama aja kayak lupa bilang "tolong" atau "maaf". Kesannya kurang ajar!
Solusi: Setelah wawancara selesai, jangan lupa ngucapin terima kasih sama pewawancara atas waktu dan kesempatan yang udah mereka berikan. Kirim email follow-up sehari setelah wawancara buat ngucapin terima kasih sekali lagi dan nunjukkin ketertarikan kamu sama pekerjaan itu. Ingat, kesan terakhir itu sama pentingnya sama kesan pertama!
Contoh Nyata: Aku selalu nyiapin catatan kecil buat nyatet nama pewawancara dan hal-hal penting yang dibahas selama wawancara. Pas ngirim email follow-up, aku nyebutin nama mereka dan ngereview poin-poin penting yang udah dibahas. Pewawancara pasti impressed karena aku nunjukkin perhatian dan minat yang tulus.
Baca Juga : 5 Skill Digital Wajib di Dunia Kerja 2025 agar Tetap Kompetitif
Kesimpulan
Wawancara kerja itu memang bikin deg-degan, tapi jangan sampe bikin kamu kehilangan jati diri. Jadi diri sendiri, tapi lebih baik. Persiapkan diri dengan matang, hindari kesalahan-kesalahan fatal, dan tunjukkin potensi terbaik kamu. Ingat, kamu punya apa yang dicari sama perusahaan itu. Tinggal gimana cara kamu nunjukkinnya. Semangat!
Semoga artikel ini bermanfaat buat kamu, teman-teman! Jangan lupa share ke temen-temen kamu yang lagi cari kerja juga, ya! Siapa tau bisa jadi bekal buat mereka juga.

