5 Cara Negosiasi Gaji saat Offering Letter Agar Tidak Rugi
Setelah sekian banyaknya proses rekrutmen tibalah di tahap penawaran atau kita sebut officer letter dan disini kita akan bahasa cara negoisasi gaji saat offering letter agar tidak rugi dan sesuai dengan job desc serta skill yang kalian miliki.
Offering Letter Datang, Panik Melanda!
Jujur aja deh, berapa banyak dari kita yang langsung nerima offering letter tanpa mikir panjang? Alasannya klasik: takut kehilangan kesempatan. Padahal, nerima offering letter itu kayak nikah, lho. Sekali iya, susah baliknya. Makanya, penting banget buat kita buat "mikirin mateng-mateng" sebelum tanda tangan. Masalahnya, banyak yang nggak tau gimana caranya negosiasi atau bahkan nggak sadar kalo ada ruang buat negosiasi. Akhirnya, nerima gaji yang sebenernya masih bisa di-upgrade. Sayang banget, kan?
Amankan Gaji Impian dengan Strategi Anti Boncos!
Oke, sekarang kita masuk ke bagian yang paling penting: gimana caranya biar gaji yang kamu dapetin sesuai sama value kamu. Jangan sampe ngerasa "kemurahan" ya, guys! Ini dia beberapa strategi yang bisa kamu terapkan:
1. Riset Pasar
Sebelum nerima offering letter, wajib hukumnya buat riset gaji di posisi yang sama dengan skill dan pengalaman yang kamu punya. Ini kayak nyari tau harga pasaran sebelum jual rumah. Ada beberapa cara buat riset gaji:
- Cek Website Gaji: Banyak website yang nyediain data gaji berdasarkan posisi, industri, dan lokasi. Misalnya, JobStreet, Glassdoor, atau Payscale.
- Ngobrol Sama Temen Se-Industri: Jangan malu buat nanya ke temen atau kenalan yang kerja di bidang yang sama. Biasanya, mereka punya gambaran soal range gaji yang wajar. Inget, ini bukan berarti kepo ya, tapi lebih ke networking yang bermanfaat.
- Konsultasi Sama Headhunter: Headhunter biasanya punya data gaji yang lebih akurat karena mereka sering berurusan langsung sama perusahaan.
Contoh Nyata: Temen gue, sebut saja namanya Budi, dapet offering letter jadi Software Engineer di sebuah startup. Karena dia udah riset pasar, dia tau kalo gaji yang ditawarin itu sedikit di bawah rata-rata. Akhirnya, dia negosiasi dan berhasil naikin gajinya 15%! Keren, kan?
2. Jangan Langsung "Iya"
Dapet offering letter emang bikin seneng, tapi jangan langsung kegeeran dan langsung nerima ya. Kasih waktu buat diri sendiri buat mikir dan evaluasi. Bilang aja ke HRD, "Terima kasih banyak atas tawarannya. Saya butuh waktu beberapa hari untuk mempertimbangkan dengan matang." Ini ngasih kesan kalo kamu orang yang profesional dan nggak gampang dipengaruhi. Selain itu, ini juga ngasih kamu waktu buat nyusun strategi negosiasi.
Tips Tambahan: Selama masa "pertimbangan", kamu bisa manfaatin buat cari tawaran lain. Siapa tau ada yang lebih menarik? Persaingan itu bagus, guys! Ini juga bisa jadi amunisi buat negosiasi.
3. Jurus Negosiasi
Nah, ini dia jurus pamungkas yang paling penting: negosiasi gaji. Banyak yang takut negosiasi karena ngerasa nggak enak atau nggak pantes. Padahal, negosiasi itu hak kamu! Anggap aja ini kayak nawar di pasar, siapa tau dapet harga yang lebih murah (atau dalam kasus ini, gaji yang lebih tinggi!).
Tips Negosiasi:
- Percaya Diri: Yakin sama kemampuan dan value yang kamu punya. Jangan minder!
- Sebutkan Angka yang Realistis: Jangan minta gaji yang terlalu tinggi atau terlalu rendah. Sesuaikan dengan riset pasar yang udah kamu lakuin.
- Fokus Pada Value, Bukan Cuma Gaji: Selain gaji, kamu juga bisa negosiasi benefit lain, kayak tunjangan kesehatan, cuti, atau kesempatan pengembangan diri.
- Gunakan Bahasa yang Sopan dan Profesional: Jangan maksa atau nuntut. Ingat, negosiasi itu proses diskusi yang saling menguntungkan.
- Siapkan Alasan yang Kuat: Jelaskan kenapa kamu pantes dapet gaji yang lebih tinggi. Misalnya, karena kamu punya pengalaman yang relevan, skill yang unik, atau portofolio yang bagus.
Contoh Dialog Negosiasi:
HRD: "Kami menawarkan gaji Rp 8 juta per bulan."
Kamu: "Terima kasih atas tawarannya. Saya sangat tertarik dengan posisi ini. Namun, berdasarkan riset yang saya lakukan dan pengalaman yang saya miliki, saya berharap bisa mendapatkan gaji di kisaran Rp 10 juta per bulan. Saya yakin, dengan skill dan pengalaman saya, saya bisa memberikan kontribusi yang signifikan bagi perusahaan."
HRD: "Baik, akan kami pertimbangkan."
Penting: Jangan takut ditolak! Negosiasi itu proses yang wajar. Kalau kamu ditolak, jangan berkecil hati. Mungkin emang belum rezeki. Tapi, setidaknya kamu udah berusaha semaksimal mungkin.
4. Benefit Lainnya
Gaji pokok emang penting, tapi jangan lupa buat pertimbangin benefit lainnya. Kadang, benefit yang bagus bisa jadi "penyelamat" kalau gaji pokoknya nggak terlalu tinggi. Beberapa benefit yang bisa kamu pertimbangkan:
- Tunjangan Kesehatan: Penting banget buat jaga-jaga kalau sakit.
- Asuransi Jiwa: Buat keluarga tercinta.
- Tunjangan Transportasi dan Makan: Lumayan buat ngurangin pengeluaran sehari-hari.
- Cuti Tambahan: Biar bisa refreshing dan nggak stress kerja.
- Kesempatan Pengembangan Diri: Pelatihan, seminar, atau sertifikasi. Biar skill kamu makin jago.
- Bonus dan Insentif: Biar makin semangat kerja.
Tips: Kalau gaji pokoknya nggak bisa naik, coba nego benefit yang lain. Misalnya, minta tambahan cuti atau kesempatan buat ikut pelatihan yang relevan.
5. Baca Kontrak Kerja
Setelah deal soal gaji dan benefit, jangan langsung tanda tangan kontrak kerja! Baca dengan teliti setiap pasal dan klausul. Pastikan semuanya sesuai dengan kesepakatan yang udah kamu buat. Kalau ada yang nggak jelas, jangan ragu buat nanya ke HRD atau bahkan minta bantuan pengacara.
Perhatikan Hal-Hal Berikut:
- Gaji dan Benefit: Pastikan jumlahnya sesuai dengan kesepakatan.
- Jam Kerja: Apakah sesuai dengan aturan yang berlaku?
- Hak dan Kewajiban: Pahami hak dan kewajiban kamu sebagai karyawan.
- Masa Percobaan: Berapa lama masa percobaan kamu? Apa yang terjadi kalau kamu nggak lolos masa percobaan?
- Klausul Kerahasiaan: Pastikan kamu paham apa yang boleh dan nggak boleh kamu bagikan ke pihak luar.
- Klausul Pemutusan Hubungan Kerja: Pahami aturan soal pemutusan hubungan kerja, baik dari pihak perusahaan maupun dari pihak kamu.
Kesimpulan
Nerima offering letter itu momen penting dalam karir kamu. Jangan sampe salah langkah dan nyesel di kemudian hari. Dengan strategi yang tepat, kamu bisa meraih gaji impian dan karir yang sukses. Ingat, riset, negosiasi, dan teliti. Jangan takut buat nanya dan jangan ragu buat memperjuangkan hak kamu. Selamat berjuang, teman-teman! Semoga sukses!
Posting Komentar untuk "5 Cara Negosiasi Gaji saat Offering Letter Agar Tidak Rugi"